Warga Pertanyakan Bansos Terhenti, Kecamatan Cibadak Sukabumi Buka Layanan Pengaduan Tiap Hari Kerja

Rabu, 16 Jul 2025 18:41
    Bagikan  
Warga Pertanyakan Bansos Terhenti, Kecamatan Cibadak Sukabumi Buka Layanan Pengaduan Tiap Hari Kerja
Hendi Suhendi

Layanan pengaduan di Kantor Kecamatan Cibadak, Sukabumi

SUKABUMITREN.COM - Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, bersama pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), kini pada setiap hari kerja membuka layanan pengaduan guna menyikapi keluhan warga Kecamatan Cibadak. Para warga umumnya mempertanyakan penghentian tiba-tiba atau tidak cairnya bantuan sosial (bansos) yang biasa diterima, seperti PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Ketika ditemui Rabu, 16 Juli 2025, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Cibadak, Fredy, mengatakan, penghentian bansos itu bukan tanpa alasan. Penghentian itu merupakan hasil verifikasi dan validasi data oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang mengelompokkan warga ke dalam kategori ekonomi desil 1 hingga 10.

Baca juga: Dianiaya Mantan Kekasih di Cikembar Sukabumi, Perempuan ini Melapor ke Polisi

‎”Banyak warga tidak mengetahui, bahwa sekarang sistemnya berdasarkan desil. Jika warga masuk desil 6 sampai 10, maka kemungkinan besar mereka tidak lagi berhak menerima bantuan. Tapi, jika dirasa tidak sesuai, warga bisa ajukan perubahan desil melalui aplikasi Cek Bansos,” kata Fredy

‎‎Pihak Kecamatan Cibadak pun menegaskan hanya memfasilitasi layanan pengaduan. Sementara untuk penanganan teknis, dilakukan para pendamping PKH. Setiap hari, terutama Selasa sampai Jumat, warga bisa datang ke kantor kecamatan untuk berkonsultasi, dengan membawa KTP, KK, dan kartu bantuan yang biasa digunakan.

Baca juga: Resmikan SRMP 7, Bupati Sukabumi: “Wujud Komitmen Menuju Indonesia Emas 2045”

‎‎Camat Cibadak, Mulyadi, mengatakan, pelayanan ini dibuka untuk membantu menjawab ketidaktahuan warga, terkait status bantuan mereka. “Kami bersinergi dengan pendamping PKH, agar warga mendapat jawaban yang benar. Karena, beberapa kasus hanya soal keterlambatan pencairan, bukan dihentikan,” ujar Mulyadi.

‎‎Beberapa penyebab bansos tidak cair diantaranya adalah:

Kepala keluarga atau anggota keluarga bekerja di perusahaan,

Data kependudukan tidak sinkron atau belum diperbarui secara daring (online),

Kartu PBI (Jaminan Kesehatan) tidak digunakan selama lebih dari 3 bulan, yang membuatnya otomatis non-aktif,

Perubahan data ekonomi akibat sensus BPS yang terbaru.

Baca juga: Tuntut Pembatasan Waktu Operasi Truk Proyek Tol Bocimi, Sopir Angkot Blokir Jalan Nagrak-Cibadak Sukabumi

‎Dian Andriawan, pendamping PKH Kelurahan Cibadak, mengungkapkan, meskipun ada warga yang dulu berhak dan kini tidak menerima bansos, itu semua bisa berubah, seiring pembaruan data secara berkala.

‎”Saat ini, untuk PKH saja, penerimanya sekitar 3.500 orang di Cibadak. Sedangkan BPNT mencapai sekitar 10 ribu. Tapi, data ini dinamis, sesuai kondisi ekonomi keluarga yang terus dipantau oleh BPS dan Kementerian Sosial,” tutur Dian.

Baca juga: Rugikan Negara Rp 877.233.225,00 dalam Proyek Kendaraan Angkutan Sampah, Kepala DLH Sukabumi Ditahan Kejari

‎Dian pun mengimbau warga untuk tidak segan bertanya dan melapor, jika merasa ada ketidaksesuaian data, baik secara langsung ke kantor kecamatan, maupun melalui aplikasi Cek Bansos.

“Semua warga negara Indonesia sebenarnya sudah masuk ke dalam Data Tunggal Kesejahteraan Sosial (DTKS atau sekarang disebut DTC), yang terintegrasi dengan data kependudukan, pekerjaan, aset dan sebagainya. Namun, pastikan data Anda valid dan aktif,” tegas Dian. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Tanah 27 Hektar Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tolak Uang Damai PT Bumi Karsa saat Mediasi di PN Makassar
“Gebyar Festival Musik” di Tasikmalaya: Ria dari Garut dan Toni Asban asal Yogyakarta Sukses Jadi Juara
Diduga Jual Obat Keras Terbatas Tanpa Izin, Warung di Cicurug Sukabumi Digerebek Polisi dan TNI
Tanah Labbai Beralas Hak SK Redis, Ditimpa SHGB PT Bumi Karsa Kalla Grup di Proyek Jalur KA Lantebung Makassar
As Pully Patah saat Lintasi Jalan Rusak, Truk Tronton Bermuatan Batu Terguling di Cikembar Sukabumi
Tawarkan Uang Damai 150 Juta, PT Bumi Karsa Beli Tanah di Lantebung Makassar dari Orang Sudah Meninggal Dunia
3 Hari, Murid TK Ignatius Slamet Riyadi Gatsu Bandung Berlatih Tanam Bayam, Mengenal Hewan, dan Ecoprint
150 M Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tuding PT Bumi Karsa Anggap Remeh Pemilik Tanah Lantebung Makassar
Operasi Pencarian Berujung Duka: 2 Pemancing yang Hilang di Pantai Cikeueus Sukabumi Ditemukan Meninggal Dunia
Resmikan Kampung Ikan Damandiri di Tanjungwangi Subang, Kang Akur: “Jadi Edu-Wisata Belajar Teknologi Bioflok"
Didampingi KNPI dan Komunitas Rumah Literasi Merah Putih, Korban Pelecehan Oknum Guru Lapor ke Polres Sukabumi