SUKABUMITREN.COM - Pembangunan kembali Jembatan Tegaldatar di Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, hingga kini belum terealiasi. Padahal, sudah lebih dari empat bulan lamanya, sejak 6 Maret 2025, jembatan ini putus akibat diterjang banjir Sungai Cikaso, yang mengalir di bawah jembatan itu.
Jembatan ini adalah penghubung utama Kampung Tegaldatar, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, dengan Kampung Cikaler, Desa Bantaragung, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: 4 Warga Kampung Citeko Bogor Terseret Ombak Pantai Sunset Sukabumi, 3 Selamat, 1 Hilang
Dibangun dengan konstruksi beton pada 2012 dengan dana corporate social responsibility (CSR) PT Sud Chemie Indonesia, jembatan ini rutin dilalui warga dari sejumlah kedusunan dan perkampungan di dua kecamatan itu.
Jembatan dibangun dengan konstruksi beton tahun 2012
Menilik keberadaannya yang sangat penting ini, warga dan Pemerintah Desa Neglasari pun mendesak PT Clariant, perusahaan asal Swiss yang beroperasi di Desa Neglasari, untuk membangun kembali Jembatan Tegaldatar dengan menggunakan dana CSR perusahaan itu.
Baca juga: Dari Belakang Ada Suara “Jebrud”, 4 Kendaraan Tabrakan Beruntun di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor
Dalam pertemuan yang berlangsung Kamis, 26 Juni 2025, warga dan Pemerintah Desa Neglasari juga mendesak PT Clariant untuk memperbaiki sejumlah jalan desa. Jalan-jalan ini sempat diklaim sebagai bagian wilayah PT Clariant, dan masuk dalam program pembangunan Pemerintah Desa Neglasari.
Seusai pertemuan ini, Kepala Desa Neglasari, Rahmat Hidayat, mengatakan, telah tercapai kesepakatan dengan PT Clariant, bahwa perusahaan itu akan membangun kembali Jembatan Tegaldatar.
Keberadaan jembatan sangat penting bagi warga
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update Ke 160
“Alhamdulillah, sudah dilaksanakan musyawarah, dan hasilnya clear and clear, bahwa Jembatan Tegaldatar akan segera dibangun oleh PT Clariant. Ini harapan kita bersama, warga masyarakat, mengingat itu jalan akses yang mobilitasnya sangat tinggi, digunakan (untuk kegiatan) ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Alhamdulillah, ini keputusan hari ini (Kamis, 26 Juni 2025), Insya Allah, (jembatan) ini akan segera dibangun,” kata Rahmat.
“Sesegera mungkin (dilaksanakan pembangunan), karena PT Clariant siap dengan anggarannya, dan tim teknis, tim ahli, itu Alhamdulillah juga sedang merumuskan, merencanakan, berapa (biaya pembangunan) jembatan itu. Masyarakat juga bisa mengawasilah pembangunan tersebut, (karena) jembatan ini merupakan jembatan prioritas utama yang (ada) di Neglasari. Ini salah satu CSR juga dari PT Clariant,” ujar Rahmat.
Warga dan Pemerintah Desa desak pembangunan kembali jembatan
Berbeda dengan Rahmat, Camat Lengkong, Ade Rikman, justru mengungkapkan, bahwa belum ada kata sepakat dengan PT Clariant mengenai pembangunan kembali Jembatan Tegaldatar. Pasalnya, menurut Ade, perwakilan PT Clariant yang hadir dalam pertemuan itu tidak punya kapasitas untuk memutuskan, dan harus konsultasi dahulu dengan Kantor Pusat PT Clariant di Swiss.
“Sebenarnya, yang kita harapkan adalah, bagaimana Clariant ini mempertanggungjawabkan segala macam kegiatan yang dilaksanakannya, terkait dengan operasional. Salah satunya adalah akses jalan desa yang menghubungkan dua kampung itu sudah sekian lama, puluhan tahun, dikuasai oleh pihak Clariant,” tutur Ade.
Baca juga: Rugikan Negara Rp 139 M, 3 Tersangka Kasus Korupsi Penyaluran Kredit BPR-KRI Ditahan Kejati Jabar
“Nah, ketika hari ini kemudian kita munculkan kembali pemeliharaan aset kita, kita programkan pembangunan di sana, Clariant keberatan. Dengan mengirimkan surat kepada Kecamatan tentang peninjauan kembali, terkait dengan kegiatan yang kami programkan adalah pembangunan infrastruktur di titik itu. Nah, dengan ini terjadilah kesepakatan agenda pertemuan hari ini yang difasilitasi Kecamatan, yang menghasilkan kekecewaan,” ungkap Ade.
“Salah satunya adalah, pihak Clariant tidak mau menyepakati hasil berita acara yang dibuatkan oleh kami untuk menyepakati, satu: pembangunan kembali jalan jembatan yang runtuh pasca banjir kemarin. Kemudian juga mengakui, bahwa jalan desa tersebut adalah milik Desa Neglasari. Dengan alasan, bahwa mereka yang hadir hari ini tidak mempunyai kapasitas untuk menuangkan tandatangan, sebelum mereka mengkoordinasikan kepada manajemen yang bersumber di Swiss,” tegas Ade.
Lurah Desa Neglasari, Rahmat Hidayat (atas), dan Camat Lengkong, Ade Rikwan
Baca juga: Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, Warga Cibadak Sukabumi Gelar Pawai Obor dan Atraksi Sembur Api
Ade memastikan, akan kembali berkoordinasi dengan PT Clariant mengenai tindak lanjut pembangunan jembatan itu. “Mereka (PT Clariant) berjanji akan mengkonsultasikan (masalah) ini, mengkoordinasikannya kepada (kantor) pusat, dua hari dari hari ini (Kamis, 26 Juni 2025),” ucap Ade. (*)