SUKABUMITREN.COM - Satu ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegalega, Kampung Tegalega, Desa Cijulang, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, sudah bertahun-tahun belum tersentuh perbaikan. Saat ini, ruang kelas itu bahkan tidak lagi memiliki atap, dan sebagian bangunannya pun sudah roboh.
Ketika ditemui Kamis, 11 September 2025, Jumei Dwi Susilo, pengajar SDN Tegalega, mengatakan, atap ruang kelas itu memang sengaja dirobohkan, karena khawatir bisa mengancam keselamatan murid dan warga sekitar.
“Tahun-tahun sebelumnya belum dirobohin. (Karena kondisinya) agak mengkhawatirkan, (sebab) para siswa bermain di sekitar situ, jadi inisiatif dari masyarakat dan wali murid, atapnya dirobohkan. Setelah atapnya dirobohkan, ruang kelas lain aman. Itu ruangan Kelas 5,” kata Jumei.
Atap ruang kelas sengaja dirobohkan demi keselamatan siswa dan warga
Tak hanya ruang Kelas 5, kondisi mengkhawatirkan juga dialami ruang Kelas 4. Atap ruang kelas ini terancam ambruk. Sejumlah genteng sudah berjatuhan. Sebagian posisi genteng juga telah bergeser, sehingga menimbulkan lubang yang cukup besar, akibat rangkaian kayu penyangga atapnya sudah patah.
"Untuk kondisi kelas lain, kalau di musim hujan, air pada bocor sebagian, sehingga lantai tergenang air. Kenapa bisa patah, karena kondisi reng-reng-nya sudah patah, sehingga kalau dibetulkan bocor lagi. Kerusakan sudah setahun lebih. Kalau cuaca mendung, anak-anak pulang lebih awal, karena kekhawatiran kami, jika hujan besar, atap tersebut akan roboh,” tutur Jumei.
Satu ruang kelas lainnya yang kini juga terancam ambruk
Agar proses belajar mengajar tetap berjalan, meski kekurangan ruang kelas, para guru pun memakai satu ruang untuk aktivitas guru. Sementara, satu ruang lainnya digunakan untuk belajar mengajar siswa Kelas 1 dan 2 dengan jadwal berbeda.
“Total siswa 47. Untuk kelas yang dipakai (ada) lima ruangan. Untuk siswa Kelas 1 dan 2 digilir. Untuk Kelas 1 masuk pagi, pulang jam 10. Untuk Kelas 2, pulang jam 12. Sebagai guru dan staf sekolah, kami mengharapkan kepada pemerintah, semoga dapat bantuan untuk sekolah ini, karena sebagian sudah tidak layak dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar,” ujar Jumei. (*)