3 Tahun Hidup tanpa Listrik di Kawasan Wisata Tenjojaya Sukabumi, Pasutri Misjo-Teti: “Pengin sih Punya Lampu”

Senin, 1 Sep 2025 17:52
    Bagikan  
3 Tahun Hidup tanpa Listrik di Kawasan Wisata Tenjojaya Sukabumi, Pasutri Misjo-Teti: “Pengin sih Punya Lampu”
Hendi Suhendi

Teti, saat memasak dengan bahan bakar kayu di dapur gubuknya

SUKABUMITREN.COM - Misjo dan Teti adalah pasangan suami-istri (pasutri) yang bersama anak perempuannya tinggal di tengah kebun di Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Lokasi gubuk yang menjadi tempat tinggal pasutri ini, terletak tidak jauh dari Tenjojaya Rejuvenate Vilage di Bukit Panenjoan, Desa Tenjojaya, yang kini tengah dibangun menjadi destinasi wisata baru oleh PT Bogorindo Cemerlang.

Walau tinggal di daerah wisata, namun selama menetap lebih dari tiga tahun di gubuk itu, pasutri ini tak pernah menikmati aliran listrik. Jadilah, selama tiga tahun itu, Misjo dan Teti harus hidup di dalam gelap pada setiap malamnya.

undefinedundefinedundefinedTeti sudah lebih dari tiga tahun tinggal di gubuk ini

Baca juga: 3 Tahun Hidup tanpa Listrik di Kawasan Wisata Tenjojaya Sukabumi, Pasutri Misjo-Teti: “Pengin sih Punya Lampu”

Gubuk itu adalah warisan suami pertama Teti, lelaki asal Panenjoan, Desa Tenjojaya. Teti adalah warga Kampung Sampay, yang juga masuk wilayah Desa Tenjojaya. Karena ingin mengurus kebun di sekitar gubuknya itu, maka Teti menolak permintaan Ibunya untuk tinggal di Kampung Sampay.   

“Sudah lama, (awalnya) sendirian. Kan suruh sama ibu (tinggal) di Sampay. Ah, nggak mau, sendiri aja di sini, kerja ke kebun, tinggal di sini, sendirian waktu itu,” kata Teti.

Baca juga: Jenguk Umar Amarudin di RS Pelni Jakarta, Bupati Sukabumi: “Saya Bantu Biayanya”

“Sebelum punya suami (yang sekarang), juga sudah di sini. Ini rumah suami yang dulu, orang Panenjoan. Cerai dulu, terus kawin sama ini,” ujar Teti.

 “Asalnya (tinggal) di Sampay sama Ibu, nggak mau (terus di sana). Dapat suami di sini, tidur sendirian di sini, lama. (Akhirnya) tinggal sama Bapak, tiga tahun lebih di sini. Sama Bapak sudah tiga tahun lebih, punya anak satu ini,” urai Teti.

undefinedundefinedMisjo dan Teti beserta anaknya tinggal tanpa listrik di gubuk ini

Baca juga: Kakak Terlindas Rantis Brimob Polri, Adik Kembar di Sukabumi, “Mudah-mudahan Mendapatkan Keadilanlah”

Bapak adalah panggilan Teti bagi Misjo, suaminya kini, yang menikah dengannya tiga tahun lalu. Sama seperti Teti, Misjo juga mengaku senang tinggal di tempat itu, karena bisa berkebun untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

“(Sudah) tiga tahun (di sini). Ceritanya, tinggal di sini, ngebon, terus tanam singkong, bertiga. Rumah (saya sebelumnya) tuh di atas. Sekarang di sini, sambil ngebon, tumpang sari,” ungkap Misjo.

Baca juga: 15 Tahun Dikurung Keluarga, Perempuan ODGJ di Nagrak Sukabumi Dibebaskan Relawan PSM

Nggak ada kendala, kebon ini mah, takut sama siapa? Ular, babi, ya ada, diburu terus sama saya,” ucap Misjo, yang mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah daerah setempat.   

“Belum dapat bantuan pemerintah. Sudah lama. Dulu pernah dapat, (karena dulu) punya KK dan KTP. Baru dibuatkan (KK dan KTP) kemarin, (karena menikah) sama istri (yang sekarang) baru tiga tahun, (jadi) belum bikin (KK dan KTP baru). (Ini) nikah (dengan istri) yang muda. Awalnya punya (KK dan KTP),” tutur Misjo.

Baca juga: Diduga Tertabrak KA Saat Bermain Layang-layang, Lelaki Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Cicantayan Sukabumi

Bersama Teti, Misjo kini berharap bisa mendapatkan bantuan pemerintah daerah setempat, agar tak lagi hidup di dalam gelap selamanya. “Nggak takut, nggak ada lampu, gelap-gelapan aja, Nggak pakai lampu. Harapannya, pengin sih punya lampu, biar nggak gelap-gelapan (terus),” ucap Teti.

undefinedundefinedTeti (atas) dan suaminya, Misjo

Saat ini, pemerintah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, telah melakukan asesmen dan pengajuan bantuan rumah tinggal layak huni (rutilahu) bagi Misjo dan Teti. “Pihak kecamatan sudah melaporkan ke Bupati (Sukabumi), mengajukan bantuan, dan Pemdes (Tenjojaya) menyiapkan lahan relokasi,” ujar Camat Cibadak, Mulyadi.

Baca juga: KLB Kabandungan Sukabumi, Ini Isi Kotak yang Disantap Korban: “Ada Sop Buah, Nasi Bakar, sama Perkuehan”

Sikap tanggap Pemerintah Kecamatan Cibadak itu disambut baik Herman Ahong, Ketua Forum Warga Sukabumi (FWS). “Ini soal hak dasar. Bagaimana mungkin masih ada keluarga di Sukabumi hidup tanpa listrik? Pemerintah harus bergerak. Minimal sediakan solar cell, agar mereka bisa menikmati terang,” tegas Herman. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Tanah 27 Hektar Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tolak Uang Damai PT Bumi Karsa saat Mediasi di PN Makassar
“Gebyar Festival Musik” di Tasikmalaya: Ria dari Garut dan Toni Asban asal Yogyakarta Sukses Jadi Juara
Diduga Jual Obat Keras Terbatas Tanpa Izin, Warung di Cicurug Sukabumi Digerebek Polisi dan TNI
Tanah Labbai Beralas Hak SK Redis, Ditimpa SHGB PT Bumi Karsa Kalla Grup di Proyek Jalur KA Lantebung Makassar
As Pully Patah saat Lintasi Jalan Rusak, Truk Tronton Bermuatan Batu Terguling di Cikembar Sukabumi
Tawarkan Uang Damai 150 Juta, PT Bumi Karsa Beli Tanah di Lantebung Makassar dari Orang Sudah Meninggal Dunia
3 Hari, Murid TK Ignatius Slamet Riyadi Gatsu Bandung Berlatih Tanam Bayam, Mengenal Hewan, dan Ecoprint
150 M Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tuding PT Bumi Karsa Anggap Remeh Pemilik Tanah Lantebung Makassar
Operasi Pencarian Berujung Duka: 2 Pemancing yang Hilang di Pantai Cikeueus Sukabumi Ditemukan Meninggal Dunia
Resmikan Kampung Ikan Damandiri di Tanjungwangi Subang, Kang Akur: “Jadi Edu-Wisata Belajar Teknologi Bioflok"
Didampingi KNPI dan Komunitas Rumah Literasi Merah Putih, Korban Pelecehan Oknum Guru Lapor ke Polres Sukabumi
“Langsung clep, nggak Mau Berhenti”, Truk Pengangkut Batubara Terguling di Parit Jalan Perintis 99 Sukabumi
Tandai Eksistensi 3 Dekade, LPB akan Pentaskan "Koplak-Koplak" di Rumentang Siang Bandung 23  November 2025
Yusef Muldiyana: Cinta Panggung Berkat Pekerja Kebun, Bersama LPB Tempuh Jalan Kesenimanan Tak Berkesudahan