Sensasi Dalam Seduhan Teh: Beda Nama, Beda Pula Rasa dan Aromanya

Jumat, 9 Aug 2024 13:26
    Bagikan  
Sensasi Dalam Seduhan Teh: Beda Nama, Beda Pula Rasa dan Aromanya
Adi Pamungkas

SUKABUMITREN.COM - Menyajikan teh yang nikmat tidaklah semudah sangkaan orang. Guna mendapatkan teh yang nikmat beraroma, dengan rasa yang segar, dibutuhkan kecermatan dan juga ketelitian. Syarat utama ini terkait dengan penyajian teh premium.

Khusus bagi teh jenis ini, menyeduh teh tidaklah sekadar diberi air panas mendidih, agar menghasilkan cita rasa pahit, dan untuk mengurangi rasa pahitnya kemudian diberi gula.

Baca juga: Resep Dian Kustiadi bagi Warga Papua, Diolah Rasa Teh Nata Jadi Hidangan Berselera: Ikan Nila Bumbu Kuning

Cara “sederhana” itu memang boleh dan sah-sah saja. Namun, sungguh sayang, bila cara itu diterapkan bagi teh yang dikemas dan diproduksi secara khusus, alias artisan tea atau teh premium.

Nah, untuk memahami bagaimana spesifikasi teh premium, serta cara menyeduh dan menikmatinya, ada sedikit pengetahuan untuk memahaminya.

Baca juga: Masa Jaya Dongeng Sunda di Radio: Mendengarkan Tisna Suntara dan Andi R Djauhari di “Sempal Guyon Parahyangan"

Secara umum, tanaman teh terdiri dari jenis camelia sinensis dan camelia sinensis assamica. Saat ini, varietas camelia sinensis memiliki lebih dari 80 varian. Pohon teh ini berasal dari China. Sebagaimana dikisahkan dalam buku The Story in A Cup of Tea (Secangkir Kisah Pecinta Teh) karya Ratna Somantri, pada tahun 2.700 Sebelum Masehi, ada seorang Kaisar China bernama Shennung, yang juga ahli obat-obatan tradisional, sedang berjalan-jalan, dan kemudian beristirahat di bawah sebuah pohon untuk melepas lelah dan memasak air.

Saat itu pula, beberapa lembar daun pohon itu jatuh ke dalam air yang sedang direbus Shennung. Ketika air rebusan itu matang, Shennung pun terkejut. Karena setelah meminum air yang kejatuhan daun itu, tubuhnya jadi terasa kembali segar dan hilang rasa letihnya. Singkat cerita, daun yang terjatuh di panci air Shennung itulah yang kini dikenal sebagai daun teh.

undefined

Baca juga: Diduga Sopir Kurang Konsentrasi, Bus MGI Tabrak Pohon Mahoni di Jalan Raya Sukabumi-Palabuhanratu

Teh Masuk Indonesia

Sejak ditemukannya pohon teh tersebut, maka selain ditumbuh-kembangkan di China, pohon teh juga ditanam di banyak negara lain, termasuk di Indonesia. Sejarah kehadiran tanaman teh di Indonesia tidak terlepas dari peran seorang Jerman bernama Andeas Cleyer. 

Pada 1684, Andeas membawa biji pohon teh dari Jepang, dan ditanam sebagai tanaman hias di Batavia (Jakarta). Pada 1694, seorang pendeta bernama F. Valentin melaporkan, ada tanaman perdu teh muda asal China yang tumbuh di Istana Gubernur Jenderal Champhuys di Batavia.

Baca juga: Menembus Waktu 62 Tahun Lalu: Praktek Membuat “Manisan Djahe” ala Mangle Oleh Teh Nata

Sejak 1827, tanaman teh mulai ditanam di kebun percobaan di Cisurupan, Garut, Jawa Barat, serta kemudian dikembangkan dalam skala besar di Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, dan di Raung, Banyuwangi, Jawa Timur. Itulah sejarah singkat tanaman teh dari jenis camelia sinensis.

Adapun tanaman teh dari varietas camelia sinensis assamica, menurut pakar teh, Satria Gunawan, masuk ke Indonesia pada 1877 dari Sri Lanka (Ceylon), berkat dikembangkan oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Selanjutnya, mulai 1910, varietas teh ini mulai dikembangkan pula di Simalungun, Sumatera Utara.

Baca juga: Sekilas Mengenai Jahe: Disukai Kong Hu Tju Hingga Penikmat Wedang Ronde

Sama seperti tanaman kopi, yang meski jenisnya sama, namun ditanam di lokasi dan ketinggian yang berbeda, akan beda pula rasa dan aromanya. Maka teh pun demikian: beda lokasi dan ketinggian, akan menghasilkan rasa dan aroma teh yang berbeda.

Secara umum, pohon teh bisa dikembangkan di dataran rendah (kurang dari 800 Mdpl), dataran menengah (800-1.200 Mdpl), dan dataran tinggi (lebih dari 1.200 Mdpl).

Karakter teh yang dihasilkan di dataran rendah, akan menghasilkan air seduhan yang lebih pekat dan kurang beraroma, namun dengan rasa tebal (lebih sepet atau pahit). Kenapa bisa begitu? Karena tanaman teh di dataran rendah lebih terinspirasi oleh sinar ultra violet dari matahari, dan oksigen yang lebih padat.

Baca juga: Menembus Waktu 62 Tahun Lalu: Praktek Membuat “Manisan Djahe” ala Mangle Oleh Teh Nata

Kondisi itu berbeda dengan tanaman teh yang dikembangkan di dataran tinggi, yang secara umum menghasilkan seduhan teh lebih cerah, dengan aroma lebih kuat, dan rasa lebih lembut.

undefined

Jenis Teh Menurut Proses dan Cara Seduh

Secara garis besar, menurut prosesnya, ada beberapa jenis teh. Seperti teh putih, atau disebut juga silver needle, yang terbuat dari hanya pucuk daun yang masih kuncup atau belum terbuka. Bentuk tehnya pun runcing seperti jarum. Bila diseduh, teh putih akan mengambang dalam posisi berdiri.

Baca juga: Rumah Warga di Kampung Selatamiang Terbakar, Kapolres Sukabumi Kota Beri Tali Asih

Teh putih biasanya diseduh dengan air bersuhu 70 derajat Celcius, dengan waktu seduh sekitar empat menit. Sebelum diseduh, teh putih dibilas dulu dengan air bersuhu 70 derajat Celcius selama sekitar 25-20 detik. Air bilasan kemudian dibuang, dan setelah itu baru teh yang sudah dibilas itu diseduh.

Secara umum, teh ini berwarna coklat bening, ada aroma buah, tidak pahit atau sepet, dan cenderung ada rasa manisnya. Teh putih ini cocok dinikmati pada sore hari.

Baca juga: Masa Jaya Dongeng Sunda di Radio: Mendengarkan Tisna Suntara dan Andi R Djauhari di “Sempal Guyon Parahyangan"

Teh Hijau

undefined

Bisa jadi, inilah jenis teh yang sangat populer di kalangan masyarakat, utamanya mereka yang sedang diet. Teh hijau diyakini mampu meningkatkan metabolisme yang bisa membakar lemak di tubuh, karena mengandung antioksidan tinggi yang bisa menyegarkan dan menyehatkan.

Agar bisa dinikmati secara optimal, baik rasa maupun aromanya, teh hijau dianjurkan diseduh dengan air bersuhu 70 sampai 80 derajat Celcius, selama satu menit. Seduhan itu menghasilkan aroma khas teh hijau, yang tidak terlalu pahit atau sepet.

Baca juga: Mangga Dicobi Resep ti Mangle: Goreng Sangu Di-ontjoman

Teh Hitam

undefined

Jenis teh ini juga sangat populer di masyarakat. Memiliki banyak varian, baik yang berupa daun atau bubuk. Warna seduhan teh ini cenderung coklat tua, dengan rasa pahit atau sepet yang kuat. Teh hitam pas dinikmati pada pagi hari untuk booster tubuh, agar semangat dalam beraktivitas.

Teh hitam ini butuh suhu yang tinggi untuk mengoptimalkan cita rasa tehnya. Suhu yang tepat adalah sekitat 95 derajat Celcius, dengan waktu seduh dua menit. Sebelum diseduh, ada beberapa jenis teh hitam yang perlu pembilasan.

Baca juga: Keindahan Kenangan Tahun ’90-an: Era Kejayaan Media Cetak Hiburan

Teh Oolong

undefined

Sekilas, orang menilai teh ini sebagai merk atau nama dagang teh. Teh ini memiliki bentuk bulatan-bulatan kecil, dan paling nikmat diseduh dengan air bersuhu 80 hingga 95 derajat Celcius (tergantung jenisnya) selama dua menit. Sebelum diseduh, perlu dibilas air yang bersuhu sama, selama 10 hingga 15 detik. Teh ini memiliki aroma buah seperti strawberry.

Nah, teh dari jenis mana yang kini sebaiknya rutin diseduh dan dinikmati setiap hari? Silakan dipilih sesuai selera lidah dan juga hati. Salam seruput teh!!!(*)

*) Adi Pamungkas, pecinta dan penikmat teh

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Trending Hari Ini

  1. Info Lowongan Kerja

Berita Terbaru

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Selasa, 16-Dec-2025 18:17
Info Lowongan Kerja
Hujan Deras Picu Longsor di Warungkiara Sukabumi, Akses Jalan Menuju 5 Desa dan Kegiatan Warga Lumpuh Total
Cegah Banjir dan Longsor, Warga dan Gerakan Hijau Bersama Laksanakan Penanaman Pohon di Parungkuda Sukabumi
Suarakan Perlawanan via Medsos atas PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Netizen Simpati ke Ahli Waris Labbai di Makassar
Gugat PT Bumi Karsa-Kalla Grup di PN Makassar, Ahli Waris Labbai Debat dengan Ahli Waris Hj. Raiya Dg. Kanang
Saat Hakordia 2025, Mantan Kapolres Sukabumi Ini Umumkan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Jalan di Gorontalo
Melanglang Jauh dari Bandung ke Palu, STB Sukses Pentaskan “Bung di Banda” dalam FTI 2025
Mantan Kapolres Sukabumi Sidik Kasus PETI di Gorontalo, 3 Tersangka Terancam Penjara 5 Tahun dan Denda 100 M
Ditinjau Kapolda Jabar, Kapolres Sukabumi Kerahkan 974 Personel untuk Amankan Nataru 2025-2026

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Senin, 8-Dec-2025 21:42
Info Lowongan Kerja
Tanah di Lantebung Makassar Diklaim PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Labbai: “Mereka Tidak Punya Hati”
Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun