Diberangkatkan ke Malaysia Untuk Kerja di Peternakan, Korban: Minum dari Air Keran Toilet Cuci Tangan

Senin, 20 May 2024 11:14
    Bagikan  
 Diberangkatkan ke Malaysia Untuk Kerja di Peternakan, Korban: Minum dari Air Keran Toilet Cuci Tangan
Istimewa

Para korban penipuan yang terpaksa menumpang di rumah seorang warga di Kampung Cihaur, Desa Ridogalih, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMITREN.COM - Tujuh warga berinisial ER (33), AAK (20), P (27), AMH (28), BA (25), F (30), dan N (25), kini hidup terlunta-lunta di Sukabumi, setelah dijanjikan bekerja di Malaysia oleh seseorang yang mereka kenal di media sosial Facebook.

Keberadaan mereka di Sukabumi sendiri, adalah untuk bertemu dengan seorang pria berinisial I, yang diduga telah melakukan penipuan kerja tersebut. Mereka mengetahui alamat pria itu dari N, salah seorang korban yang berasal dari Sukabumi.

Salah seorang korban, P, warga Sragen, Jawa Tengah, mengaku sempat berangkat ke Malaysia. Ia mengeluarkan uang sebesar Rp 5 juta yang dikirim kepada pria inisial I, yang dikenalnya di media sosial Facebook,

“Pertama saya kirim Rp 3 juta melalui transfer. Kemudian Rp 2 juta cash. Semuanya Rp 5 juta. Katanya untuk tiket dan biaya di sana, berikut permit di Malaysia. Tapi, saya beli tiket sendiri. Semuanya delapan orang. Yang lain belum ada paspor. Katanya, mau dibuatkan sama si I ini. Karena saya dan dua teman lainnya sudah ada paspor, akhirnya berangkat duluan ke Malaysia, karena pesawat sudah mau berangkat,” tutur P.

Seiring dengan keberangkatannya ke Malaysia saat itu, terbayang di benak P, gaji yang tinggi di Negara Jiran tersebut. P sendiri dijanjikan bekerja di peternakan sapi, dengan gaji sekitar Rp 12 juta. Namun, setibanya di bandara di Malaysia, P malah kebingungan, karena tidak ada yang menjemput, dan tidak punya tujuan yang jelas.

Baca juga: Dijanjikan Kerja Di Malaysia, Tujuh Warga Asal Berbagai Daerah di Indonesia Terdampar di Sukabumi

“Katanya, akan ada yang menjemput. Tapi, kami tunggu, enggak ada (yang menjemput). Mungkin, karena kondisi (kami) seperti kebingungan, akhirnya kami tidak diperbolehkan keluar dari bandara oleh imigrasi di sana. Enggak ada tujuan dan enggak ada berkas apa pun,” tutur P.

Mimpi P dan dua temannya, yakni ER dan seorang teman lainnya, untuk bekerja di Malaysia, seketika buyar. Mereka harus terlantar di Malaysia selama dua hari, tanpa status yang jelas.

“Di sana tidur di lantai di ruang tunggu itu. Enggak ada makan, enggak ada minum. Minum pun air keran saja dari toilet. Kita berangkat dan tiba tanggal 14 Mei, ya sampai tanggal 16, benar-benar terdampar di bandara Malaysia,” ujar P.

“Akhirnya berusaha minjemin ke rumah buat transfer, untuk beli tiket pulang. Orang rumah sudah tahu, istri udah tau. Kalau orangtua, belum tahu,” ungkap P.

Senada dengan P, warga asal Brebes, Jawa Tengah, bernisial ER juga mengaku telah menyerahkan uang sebesar Rp 4,75 juta kepada pelaku, yang menjanjikan pekerjaan di Malaysia.

“Sampai Malaysia terdampar juga bebarengan. Enggak makan. Minum pun air keran dari toilet cuci tangan. Nahan lapar, karena tempat makan ada di sana itu harus melewati Imigrasi Malaysia. Sementara kita enggak boleh keluar,” kenang ER.

Saat itu, menurut ER, komunikasi dengan pelaku berinisial I, masih terus dilakukan. Namun, I hanya selalu menjanjikan akan ada yang menjemput ER dan kedua temannya. Namun, ditunggu hingga dua hari, yang dijanjikan menjemput oleh I tersebut sama sekali tidak ada.

“Komunikasi sih katanya keluar aja. Di luar udah ada orang imigrasi yang jemput. Saya pikir, kalau memang orang imigrasi mau jemput itu, masuklah ke kita dari dalam. Dia terus minta kita keluar, sementara kita sendiri tertahan sama orang imigrasi, karena enggak boleh keluar,” kata ER.

"Sebenernya, dari awal ngulur waktu sudah terindikasi dia mau nipu. Akhirnya, kami memilih pulang. Tiba, di (Bandara) Soekarno Hatta, kami berkumpul lagi dengan lima orang teman kami yang di sana. Mereka juga sama nasibnya. terlantar di (Bandara) Soekarno Hatta. Akhirnya kita putuskan buat ke Sukabumi, nyari orangnya dengan N, yang memang warga sana juga, dan mengenal si pelakunya ini,” ucap ER. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Dilantik Kajati Jabar, Siti Holijah Harahap Resmi Jabat Kajari Kota Sukabumi

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Selasa, 16-Dec-2025 18:17
Info Lowongan Kerja
Hujan Deras Picu Longsor di Warungkiara Sukabumi, Akses Jalan Menuju 5 Desa dan Kegiatan Warga Lumpuh Total
Cegah Banjir dan Longsor, Warga dan Gerakan Hijau Bersama Laksanakan Penanaman Pohon di Parungkuda Sukabumi
Suarakan Perlawanan via Medsos atas PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Netizen Simpati ke Ahli Waris Labbai di Makassar
Gugat PT Bumi Karsa-Kalla Grup di PN Makassar, Ahli Waris Labbai Debat dengan Ahli Waris Hj. Raiya Dg. Kanang
Saat Hakordia 2025, Mantan Kapolres Sukabumi Ini Umumkan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Jalan di Gorontalo
Melanglang Jauh dari Bandung ke Palu, STB Sukses Pentaskan “Bung di Banda” dalam FTI 2025
Mantan Kapolres Sukabumi Sidik Kasus PETI di Gorontalo, 3 Tersangka Terancam Penjara 5 Tahun dan Denda 100 M
Ditinjau Kapolda Jabar, Kapolres Sukabumi Kerahkan 974 Personel untuk Amankan Nataru 2025-2026

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Senin, 8-Dec-2025 21:42
Info Lowongan Kerja
Tanah di Lantebung Makassar Diklaim PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Labbai: “Mereka Tidak Punya Hati”
Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi