57 Tahun Dijajakan di Cibadak Sukabumi, Rasa Kue Pancong Pak Yayat Pernah Sampai Bikin Ngidam Ibu Hamil

Minggu, 15 Jun 2025 15:08
    Bagikan  
57 Tahun Dijajakan di Cibadak Sukabumi, Rasa Kue Pancong Pak Yayat Pernah Sampai Bikin Ngidam Ibu Hamil
Hendi Suhendi

Yayat tengah meracik kue pancong jualannya

SUKABUMITREN.COM - Sebut saja “Kue Pancong Pak Yayat”, warga Sukabumi sudah pasti tahu ke mana harus pergi mencarinya. Lokasinya di Jalan Suryakencana, depan Pertokoan Labora, Kampung Bojong Masjid, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Ke tempat ini pula, pada Sabtu, 14 Juni 2025, sekitar pukul 19:00 WIB, Dini Andriani bersama suami dan anak lelakinya datang dari rumahnya yang berjarak relatif jauh di Kampung Cipurut, Desa Gunung Endut, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.

“Sejak hamil, sering ngidam pancong ke sini. Jauh-jauh dari Kalapanunggal. Pas masih gadis mah, nggak suka gitu. Pas waktu hamil, pengin ini. Tiba-tiba pengin ini, sampai sekarang,” ucap Dini.

Baca juga: Info Lowongan Kerja Update Ke 153

Kan ini kan dadakan (buatnya) gitu ya, anget gitu. Terus, nggak pakai pengawet juga. Harga terjangkau juga,” kata Dini.

undefinedundefinedundefinedDini Andriani, yang menyukai kue pancong Pak Yayat sejak hamil

Tak hanya Dini, pada waktu yang sama juga ada Reza asal Kebon Randu, Cibadak, Sukabumi. Ditemani-kawan-kawannya, Reza mengaku, “Kue Pancong Pak Yayat” adalah makanan favoritnya.

Baca juga: Agar Senikmat Pulang Kampung, Gini lho Kiat Milih dan Ngolah Kangkung

“Lumayan sering saya sudah di sini. Tertarik, karena ini kan tradisional. Jarang, jarang yang jual. Cuman di sini aja sih. Tempat favoritlah. Lumayan murah juga, gitu. Sederhana, spesial. Tiap libur aja gitu, sengaja ke sini,” ujar Reza.

undefinedundefinedundefinedReza, yang menyebut kue pancong Pak Yayat sebagai hidangan favoritnya

Bila “Kue Pancong Pak Yayat” sampai sangat disukai begitu, bisa jadi karena pengalaman panjang sudah dilalui Yayat dalam menjual makanan ini. Yayat mengaku telah berjualan kue pancong sejak masih ABG (anak baru gede) pada tahun 1968. “Mulai jualan teh dulu, waktu masih ABG tahun ‘68, sampai sekarang. Kalau diitung, udah berapa puluh tahun. Sekarang tahun 2025. Kalau diitung, udah 57 tahun, saya jualan ini aja nih gitu, dari dulu,” tutur Yayat.

Baca juga: 4 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pemkot Bandung Ditahan Kejati Jabar, Sekda Kota Bandung Dukung Penegakan Hukum

Abis, sekolah enggak. Saya paling bodoh. Makanya, disuruh orangtua, kalau enggak sekolah, asal bisa dagang. Makanya, dari dulu sampai sekarang, dagang,” urai Yayat.

undefinedundefinedundefinedYayat telah berjualan kue pancong sejak 1968

Berkat lama berjualan satu jenis makanan saja, maka Yayat punya resep yang membuat kue pancongnya menjadi begitu mashur. “Gampang masalah resep mah. Yang pertama kan kelapa. Yang kedua, garam. Paneli. Pakai kara supaya gurih. Yang lebih enak pakai tepung beras. Itu lebih mantap. Tapi, berhubung ini jualan, ya pakai terigu-terigu aja,” ungkap Yayat, yang mengaku tidak pernah memakai pengawet dalam membuat kue pancongnya itu.

Baca juga: Butuh Perangkat Digital Terbaru, Kunjungi AGRES.ID di Lantai 2 Mall Trans Studio Cibubur Depok

“Oh, enggak. Ini mah nggak pakai pengawet. Kalau masalah adonan, kan dari kelapa. Kelapa kan mengandung santen. Kan kelapa juga bisa basi. Makanya, kalau sudah dibikin, itu sampai satu minggu kuat. Nggak bakalan basi-basi. Cuman jadi kering, keras, gitu,” ujar Yayat.

undefinedundefinedundefinedundefinedKue pancong dibuat Yayat tanpa pengawet

Saat ini, selain kue pancong, Yayat juga menyiapkan minuman hangat bagi pengunjung, yakni kopi, kopi susu, bandrek, bandrek susu, susu putih, teh susu, dan teh manis. Harga kue pancong jualannya adalah  Rp 10.000-tiga, atau sekitar Rp 3.000-an saja. Sedangkan harga minuman hangatnya Rp 4.000 per gelas.

Baca juga: Info Lowongan Kerja Update Ke 152

Setiap hari, Yayat mulai berjualan pada sekitar pukul 16:00 WIB sore, hingga sekitar pukul 01:00 – 03:00 WIB dini hari. Pengunjung datang dari berbagai wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi.

“Dulu mah pengunjungnya pada tua. Nah, sekarang, remaja-remaja udah pada datang. Apalagi sekarang malam minggu. Kadang-kadang, kalau pada hadir, yang ngopi di sini, nggak khusus orang Cibadak aja. Yang dari Ciawi, yang dari Cicurug, yang dari Parungkuda, yang dari Nagrak, Kalapanunggal, Cikidang, Parakansaat, kadang-kadang dari Cisaat juga ke sini,” tutur Yayat.

Baca juga: Bahagia Sesimpel Mr. Bean: Bikin Scone, Sambut Weekend

“Makanya, kalau kebetulan amruk (bersamaan) datang, 11 karpet nggak cukup. Amparan aja nggak cukup. Kadang-kadang pada duduk di trotoar. Kebanyakannya, mereka ngobrol-ngobrol,” ucap Yayat.

“Alhamdulillah, kalau malam minggu, Hari Minggu, asal nggak hujan, ya (pendapatan) mencapai kalau 900 (ribu rupiah). Kalau hari-hari biasa, paling 400 (ribu rupiah). Ya, pakai pembantu. Soalnya, kalau nggak pakai pembantu, pasti keteter,” kata Yayat, yang kini berusia 72 tahun, serta telah memiliki 10 anak dan 13 orang cucu.

undefinedundefinedundefinedundefinedDi usia 72 tahun, Yayat masih semangat jualan

Baca juga: Kerjasama dengan Pandawa Farm & Fisheries, Yayasan Damandiri Laksanakan Program Kampung Ikan di Subang

“Anak kalau ada 10. Yang ada tujuh. Cucu 13. Alhamdulillah, masih semangat jualan, karena saya masih punya kewajiban. Anak-anak, istri. Saya, selama masih bisa melangkah, masih akan jualan. Asal badan sehat, Insya Allah, harapan untuk jualan masih,” tegas Yayat. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Hujan Deras Picu Longsor di Warungkiara Sukabumi, Akses Jalan Menuju 5 Desa dan Kegiatan Warga Lumpuh Total
Cegah Banjir dan Longsor, Warga dan Gerakan Hijau Bersama Laksanakan Penanaman Pohon di Parungkuda Sukabumi
Suarakan Perlawanan via Medsos atas PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Netizen Simpati ke Ahli Waris Labbai di Makassar
Gugat PT Bumi Karsa-Kalla Grup di PN Makassar, Ahli Waris Labbai Debat dengan Ahli Waris Hj. Raiya Dg. Kanang
Saat Hakordia 2025, Mantan Kapolres Sukabumi Ini Umumkan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Jalan di Gorontalo
Melanglang Jauh dari Bandung ke Palu, STB Sukses Pentaskan “Bung di Banda” dalam FTI 2025
Mantan Kapolres Sukabumi Sidik Kasus PETI di Gorontalo, 3 Tersangka Terancam Penjara 5 Tahun dan Denda 100 M
Ditinjau Kapolda Jabar, Kapolres Sukabumi Kerahkan 974 Personel untuk Amankan Nataru 2025-2026

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Senin, 8-Dec-2025 21:42
Info Lowongan Kerja
Tanah di Lantebung Makassar Diklaim PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Labbai: “Mereka Tidak Punya Hati”
Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Tanah 27 Hektar Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tolak Uang Damai PT Bumi Karsa saat Mediasi di PN Makassar