Harga Ayam Potong di Pasar Cibadak Sukabumi Sudah Melebihi Lebaran, Pedagang: “Kemungkinan Karena MBG”

Selasa, 9 Sep 2025 19:34
    Bagikan  
Harga Ayam Potong di Pasar Cibadak Sukabumi Sudah Melebihi Lebaran, Pedagang: “Kemungkinan Karena MBG”
Hendi Suhendi

Ibu Ali saat ditemui Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak, Sukabumi, Sun Sun

SUKABUMITREN.COM - Wajah Ibu Ali terlihat kurang begitu bersemangat saat ditemui Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sun Sun, pada Senin, 8 September 2025, sekitar pukul 09:00 WIB. Maklum, di lapak jualannya saat itu, masih banyak ayam potong yang belum habis dibeli konsumen.

“Biasanya, kalau pagi-pagi sudah ramai, ayam cepat habis. Sekarang, pembeli datang sedikit, banyak yang mengurangi belanja. Mereka bilang, harga terlalu mahal. Kalau begini terus, kita rugi, karena ayam gampang rusak,” ujar Ibu Ali, pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan di Pasar Semi Modern Cibadak.

Baca juga: Harga Ayam Potong Rp 42.000 per kilogram, Pasar Semi Modern Cibadak Sukabumi Kini Kian Sepi

“Sekarang, (harga) penjualan (ayam potong) di Pasar Cibadak itu 38 ribu (rupiah per kilogram) bersih. Sedangkan (harga ayam) hidupnya itu sudah 27 ribu (rupiah per kilogram). Naiknya sudah banget-banget, lebih dari harga (di Hari) Lebaran,” kata Ibu Ali.

“Kalau Lebaran juga, paling harga (ayam) hidupnya 23 (ribu rupiah), 24 (ribu rupiah). Ini mah harga 27 ribu (rupiah), harga sekarang, (harga ayam) hidupnya itu teh, per kilo(gram). Ngejualnya susah. Ini situasi begini sepi. Sedangkan dari sananya mahal. Kita itu harus ngejual berapa di Pasar Cibadak itu,” urai Ibu Ali, yang menduga kenaikan ini dipicu oleh adanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.

undefinedIbu Ali, pedagang ayam potong di Pasar Semi Modern Cibadak

Baca juga: “Idiosinkrasi”: Pameran Seni Rupa Rudy Harjanto dan 8 Seniman di Galeri Lorong Senja Bandung

“Kemungkinan karena ada MBG itu. Soalnya, kan, MBG itu sekali pakai (daging ayam) bukan satu kuintal, dua kuintal. Otomatis, ayam itu ton-ton-an. Jadi, untuk MBG itu, kemungkinan ada yang ke PT langsung, ada yang ke bos langsung, bisa jadi. Jadi, ini ayam itu ke pedagang itu agak susah sekarang. Harganya naik, lebih-lebih harga dari Lebaran,” tutur Ibu Ali.

“Sebelum ada MBG itu, (harga ayam) hidupnya kadang sampai 18 (ribu rupiah), 19 (ribu rupiah). Ini coba 27 ribu (rupiah harga ayam) hidupnya. Naik 8 ribu (rupiah) per kilo(gram) dalam waktu 15 harilah kalau dihitung dari awal,” ungkap Ibu Ali.

Baca juga: Wisata Akhir Pekan di Bukit Panenjoan Sukabumi: Pas buat keluarga dan Bisa Dapat Bonus PKG dari Pemerintah

Akibat kenaikan harga itu, kondisi lapak penjualan ayam di Pasar Semi Modern Cibadak pun sontak sepi, dan tak seramai hari-hari sebelum terjadinya kenaikan harga. Sejumlah pedagang pun memilih menutup lapak jualannya. “Karena mungkin kemahalan, sedangkan di pasar itu sepinya naudzubillah. Maksudnya, sepinya banget gitu. Otomatis kan, daripada jualan, mungkin lebih baik diem di rumah,” ucap Ibu Ali.

“Banyak yang nggak dagang. Kemungkinan, ada yang nggak kebagian ayam juga gitu, karena kan mungkin dijatah mungkin, bisa jadi. Kalau murahlah, banyak (yang beli), lumayanlah, (bisa sampai) sekuintal (tiap hari). Sekarang ya agak turun, karena kemahalan. Pembeli juga kayaknya keberatan kalau kemahalan. Kayak tukang bubur ayam, kasihan juga kalau kemahalan. Harapannya, ya mudah-mudahan cepet turun harga ayamnya, supaya bisa normal, kembali lagi normal,” kata Ibu Ali.  

undefinedundefinedHarga ayam potong di Pasar Semi Modern Cibadak kini mencapai Rp 38.000 per kilogram

Baca juga: Viral Berita Misjo-Teti dan Maman-Kokoy di Cibadak Sukabumi, Camat Mulyadi: “Jangan Curhat di Media Sosial”

Tak berbeda dengan Ibu Ali, Didin, pedagang yang sehari-hari menjual ayam potong dalam jumlah besar, juga mengaku, sejak harga naik, perputaran uang di pasar itu jadi sangat lesu. Didin juga menduga, MBG adalah penyebab naiknya harga ayam potong di pasar tempatnya berjualan itu.

“Ini yang masak MBG ya, ambilnya bukan dari pedagang sini, bukan. Ambilnya langsung ke broker, ke pemotong. Pemotong ambil ke PT. Otomatis kan, broker itu ngambil dua bagian, untuk ke pasar, untuk ke MBG itu. Ambil misalkan satu ton, jadi dua ton. Otomatis ngaruh ke pasar. Otomatis imbasnya naik,” urai Didin, yang mengambil ayam potong dari seorang pengusaha di Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

Baca juga: 17 Tahun Tinggal di Kebun Kampung Anggayuda Sukabumi, Pasutri Lansia: “Udah Lama Nggak Dapet Bantuan”

Ngambil dari Cisaat. (Sebelum ada MBG) paling (bisa jual) 50 ekor. Sekarang, paling 50 kilo(gram). Lima puluh ekor itu paling (seukuran) sekuintal-lah ayam hidupnya. Yang beli mah penginnya (beli dengan harga) 35 (ribu rupiah), 36 (ribu rupiah). (Tapi), kalau 35 (ribu rupiah) atau 36 (ribu rupiah) itu, modalnya nggak cukup sesuai,” keluh Didin.

undefinedDidin, pedagang ayam potong di Pasar Semi Modern Cibadak

Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak, Sun Sun, pun membenarkan kenaikan harga ayam potong itu, serta dampaknya kepada omset penjualan para pedagang. “Setelah kami kroscek di lapangan, memang ada kenaikan yang sangat lumayan tinggilah,” ucap Sun Sun.

Baca juga: Gerak Cepat Dandim 0607/Kota Sukabumi, Selamatkan Pelajar Penderita Gizi Buruk di Gunungguruh

“Setelah saya cek di lapangan, kendala-kendala di lapangan, keluhan pedagang itu, katanya, adanya MBG. Jadi, stok yang ada di kandang-kandang itu seolah ada batasan-batasan, karena untuk pasok ke pasar itu berebut dengan MBG, katanya. Menurut cerita dari para pedagang seperti itu,” kata Sun Sun.

“Dan keduanya di masalah harga. Sekarang, harga di angka 38 (ribu rupiah) per kilo(gram) gitu. Jadi, ada naiklah (harganya). Untuk stok daging (ayam), mungkin ada imbasnya juga untuk ke pasar, karena berebut katanya, stok-stoknya itu, ada batasan-batasan, ada dibatasilah untuk pengambilan ke pasar. Keluhan pedagang seperti itu,” urai Sun Sun.

undefinedSun Sun, Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak

Baca juga: Dirawat 5 Hari di RS Pelni, Pengemudi Ojol Korban Rusuh di Jakarta Akhirnya Pulang ke Sukabumi

“Harapannya, ke depan, dari para pedagang, setelah kami mendengar aspirasi, mudah-mudahan daging ayam ke depannya tidak lagi naik, normal lagi kembali gitulah, tidak ada lagi kenaikan. Dan kami berharap, kalau bisa MBG itu diarahkan ke pasar-pasar. Nanti biar pedagang yang ada di pasar tradisional di Cibadak ini bisa ramai,” tutur Sun Sun.

“Jadi, untuk pembelanjaan kebutuhan MBG itu, larinya ke pasar langsung, seperti belanja ayam, mending di pasar ajalah gitu, belanjalah langsung ke pasar. Jadi, pedagangnya di pasar itu bisa ramai gitu, bisa kebagian semua,” tegas Sun Sun. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Gugat PT Bumi Karsa-Kalla Grup di PN Makassar, Ahli Waris Labbai Debat dengan Ahli Waris Hj. Raiya Dg. Kanang
Saat Hakordia 2025, Mantan Kapolres Sukabumi Ini Umumkan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Jalan di Gorontalo
Melanglang Jauh dari Bandung ke Palu, STB Sukses Pentaskan “Bung di Banda” dalam FTI 2025
Mantan Kapolres Sukabumi Sidik Kasus PETI di Gorontalo, 3 Tersangka Terancam Penjara 5 Tahun dan Denda 100 M
Ditinjau Kapolda Jabar, Kapolres Sukabumi Kerahkan 974 Personel untuk Amankan Nataru 2025-2026

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Senin, 8-Dec-2025 21:42
Info Lowongan Kerja
Tanah di Lantebung Makassar Diklaim PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Labbai: “Mereka Tidak Punya Hati”
Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Tanah 27 Hektar Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tolak Uang Damai PT Bumi Karsa saat Mediasi di PN Makassar
“Gebyar Festival Musik” di Tasikmalaya: Ria dari Garut dan Toni Asban asal Yogyakarta Sukses Jadi Juara
Diduga Jual Obat Keras Terbatas Tanpa Izin, Warung di Cicurug Sukabumi Digerebek Polisi dan TNI
Tanah Labbai Beralas Hak SK Redis, Ditimpa SHGB PT Bumi Karsa Kalla Grup di Proyek Jalur KA Lantebung Makassar