SUKABUMITREN.COM - Wajah Ibu Ali terlihat kurang begitu bersemangat saat ditemui Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sun Sun, pada Senin, 8 September 2025, sekitar pukul 09:00 WIB. Maklum, di lapak jualannya saat itu, masih banyak ayam potong yang belum habis dibeli konsumen.
“Biasanya, kalau pagi-pagi sudah ramai, ayam cepat habis. Sekarang, pembeli datang sedikit, banyak yang mengurangi belanja. Mereka bilang, harga terlalu mahal. Kalau begini terus, kita rugi, karena ayam gampang rusak,” ujar Ibu Ali, pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan di Pasar Semi Modern Cibadak.
Baca juga: Harga Ayam Potong Rp 42.000 per kilogram, Pasar Semi Modern Cibadak Sukabumi Kini Kian Sepi
“Sekarang, (harga) penjualan (ayam potong) di Pasar Cibadak itu 38 ribu (rupiah per kilogram) bersih. Sedangkan (harga ayam) hidupnya itu sudah 27 ribu (rupiah per kilogram). Naiknya sudah banget-banget, lebih dari harga (di Hari) Lebaran,” kata Ibu Ali.
“Kalau Lebaran juga, paling harga (ayam) hidupnya 23 (ribu rupiah), 24 (ribu rupiah). Ini mah harga 27 ribu (rupiah), harga sekarang, (harga ayam) hidupnya itu teh, per kilo(gram). Ngejualnya susah. Ini situasi begini sepi. Sedangkan dari sananya mahal. Kita itu harus ngejual berapa di Pasar Cibadak itu,” urai Ibu Ali, yang menduga kenaikan ini dipicu oleh adanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.
Ibu Ali, pedagang ayam potong di Pasar Semi Modern Cibadak
Baca juga: “Idiosinkrasi”: Pameran Seni Rupa Rudy Harjanto dan 8 Seniman di Galeri Lorong Senja Bandung
“Kemungkinan karena ada MBG itu. Soalnya, kan, MBG itu sekali pakai (daging ayam) bukan satu kuintal, dua kuintal. Otomatis, ayam itu ton-ton-an. Jadi, untuk MBG itu, kemungkinan ada yang ke PT langsung, ada yang ke bos langsung, bisa jadi. Jadi, ini ayam itu ke pedagang itu agak susah sekarang. Harganya naik, lebih-lebih harga dari Lebaran,” tutur Ibu Ali.
“Sebelum ada MBG itu, (harga ayam) hidupnya kadang sampai 18 (ribu rupiah), 19 (ribu rupiah). Ini coba 27 ribu (rupiah harga ayam) hidupnya. Naik 8 ribu (rupiah) per kilo(gram) dalam waktu 15 harilah kalau dihitung dari awal,” ungkap Ibu Ali.
Akibat kenaikan harga itu, kondisi lapak penjualan ayam di Pasar Semi Modern Cibadak pun sontak sepi, dan tak seramai hari-hari sebelum terjadinya kenaikan harga. Sejumlah pedagang pun memilih menutup lapak jualannya. “Karena mungkin kemahalan, sedangkan di pasar itu sepinya naudzubillah. Maksudnya, sepinya banget gitu. Otomatis kan, daripada jualan, mungkin lebih baik diem di rumah,” ucap Ibu Ali.
“Banyak yang nggak dagang. Kemungkinan, ada yang nggak kebagian ayam juga gitu, karena kan mungkin dijatah mungkin, bisa jadi. Kalau murahlah, banyak (yang beli), lumayanlah, (bisa sampai) sekuintal (tiap hari). Sekarang ya agak turun, karena kemahalan. Pembeli juga kayaknya keberatan kalau kemahalan. Kayak tukang bubur ayam, kasihan juga kalau kemahalan. Harapannya, ya mudah-mudahan cepet turun harga ayamnya, supaya bisa normal, kembali lagi normal,” kata Ibu Ali.
Harga ayam potong di Pasar Semi Modern Cibadak kini mencapai Rp 38.000 per kilogram
Tak berbeda dengan Ibu Ali, Didin, pedagang yang sehari-hari menjual ayam potong dalam jumlah besar, juga mengaku, sejak harga naik, perputaran uang di pasar itu jadi sangat lesu. Didin juga menduga, MBG adalah penyebab naiknya harga ayam potong di pasar tempatnya berjualan itu.
“Ini yang masak MBG ya, ambilnya bukan dari pedagang sini, bukan. Ambilnya langsung ke broker, ke pemotong. Pemotong ambil ke PT. Otomatis kan, broker itu ngambil dua bagian, untuk ke pasar, untuk ke MBG itu. Ambil misalkan satu ton, jadi dua ton. Otomatis ngaruh ke pasar. Otomatis imbasnya naik,” urai Didin, yang mengambil ayam potong dari seorang pengusaha di Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
“Ngambil dari Cisaat. (Sebelum ada MBG) paling (bisa jual) 50 ekor. Sekarang, paling 50 kilo(gram). Lima puluh ekor itu paling (seukuran) sekuintal-lah ayam hidupnya. Yang beli mah penginnya (beli dengan harga) 35 (ribu rupiah), 36 (ribu rupiah). (Tapi), kalau 35 (ribu rupiah) atau 36 (ribu rupiah) itu, modalnya nggak cukup sesuai,” keluh Didin.
Didin, pedagang ayam potong di Pasar Semi Modern Cibadak
Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak, Sun Sun, pun membenarkan kenaikan harga ayam potong itu, serta dampaknya kepada omset penjualan para pedagang. “Setelah kami kroscek di lapangan, memang ada kenaikan yang sangat lumayan tinggilah,” ucap Sun Sun.
Baca juga: Gerak Cepat Dandim 0607/Kota Sukabumi, Selamatkan Pelajar Penderita Gizi Buruk di Gunungguruh
“Setelah saya cek di lapangan, kendala-kendala di lapangan, keluhan pedagang itu, katanya, adanya MBG. Jadi, stok yang ada di kandang-kandang itu seolah ada batasan-batasan, karena untuk pasok ke pasar itu berebut dengan MBG, katanya. Menurut cerita dari para pedagang seperti itu,” kata Sun Sun.
“Dan keduanya di masalah harga. Sekarang, harga di angka 38 (ribu rupiah) per kilo(gram) gitu. Jadi, ada naiklah (harganya). Untuk stok daging (ayam), mungkin ada imbasnya juga untuk ke pasar, karena berebut katanya, stok-stoknya itu, ada batasan-batasan, ada dibatasilah untuk pengambilan ke pasar. Keluhan pedagang seperti itu,” urai Sun Sun.
Sun Sun, Koordinator Pasar Semi Modern Cibadak
Baca juga: Dirawat 5 Hari di RS Pelni, Pengemudi Ojol Korban Rusuh di Jakarta Akhirnya Pulang ke Sukabumi
“Harapannya, ke depan, dari para pedagang, setelah kami mendengar aspirasi, mudah-mudahan daging ayam ke depannya tidak lagi naik, normal lagi kembali gitulah, tidak ada lagi kenaikan. Dan kami berharap, kalau bisa MBG itu diarahkan ke pasar-pasar. Nanti biar pedagang yang ada di pasar tradisional di Cibadak ini bisa ramai,” tutur Sun Sun.
“Jadi, untuk pembelanjaan kebutuhan MBG itu, larinya ke pasar langsung, seperti belanja ayam, mending di pasar ajalah gitu, belanjalah langsung ke pasar. Jadi, pedagangnya di pasar itu bisa ramai gitu, bisa kebagian semua,” tegas Sun Sun. (*)