Cerita Dalam Secangkir Teh: Tentang Teh Kuning atau Yellow Tea

Selasa, 9 Jul 2024 12:36
    Bagikan  
Cerita Dalam Secangkir Teh: Tentang Teh Kuning atau Yellow Tea
Istimewa

SUKABUMITREN.COM - Di sebuah sudut cafe yang mengutamakan sajian menu artisan tea, atau teh premium, sayup-sayup aku dengar celoteh dari salah seorang di antara mereka, setelah menyeruput secangkir teh hangat,

Ah, mantab. Aroma teh-nya mengingatkan seseorang yang...., ujar orang tersebut.

Ya, menikmati secangkir teh hangat, memang tidak hanya menikmati sebuah minuman penghangat pada saat dingin, atau sekadar menemani ngobrol tanpa makan. Karena, ada banyak cerita yang tersaji dalam secangkir teh.

Seperti ketika pertama kali aku dikenalkan dengan single origin teaatau teh yang dikemas secara benar dan tepat, karena diproduksi secara khusus. Salah satunya: teh kuning atau yellow tea.

Ketika menikmati yellow tea di sebuah rumah teh di kawasan Jakarta Selatan, kepalaku langsung dipenuhi ingatan akan masa lalu. Rasa dan aroma yellow tea mengingatkan aku ketika pertama kali ke luar negeri sebagai wartawan hiburan.

Saat itu, aku diajak oleh sebuah rumah produksi milik artis Marissa Haque,  yang memproduksi serial TV berjudul "Kembang Setaman", dengan mengambil latar tempat di Negeri Tirai Bambu, China.

Penugasan itu selalu membekas dalam diriku, karena itulah penugasan pertama kali ke luar negeri. Yang kemudian disusul penugasan lain ke luar negeri juga.

Saat liputan tersebut, banyak hal yang bisa dinikmati, selain pemandangan alam dengan bangunan Indah dan megah seperti Tembok Cina, dan juga kuliner. Dan, yang tidak bisa dilupakan adalah: hampir tiap hari, dari pagi, siang, atau malam, selalu menikmati teh yang memang terkenal nikmat.

Kenikmatan dan aroma itulah yang tanpa sengaja bisa aku nikmati kembali dalam secangkir teh kuning hangat.

Baca juga: Kopi, Pandemi, dan Teh

Asal Yellow Tea

Pakar teh ternama Indonesia, Ratna Somantri, dalam bukunya,”he Story in A Cup of Tea", atau “Secangkir Kisah Pecinta Teh, terbitan Transmedia, menulis yellow tea banyak diproduksi di Provinsi Anhul dan Hunan, China.

Teh ini diproses dalam waktu lama dan butuh kecermatan, sehingga jumlah produksinya pun tidak banyak, dan kurang populer bila dibandingkan dengan jenis teh lainseperti teh hijau atau teh hitam.

Dalam bukunya yang lain, yakni “Tea Blending (Panduan Meracik Teh dengan Bunga, Buah, Herbal & Rempah), Ratna Somantri, yang juga Founder Indonesia Tea Institute, menyebutkan secara garis besar proses produksi teh kuning.

Yakni, mulai dari pelayuan, penghentian reaksi oksidasi, penggilingan dan pembentukan daun teh, daun teh dipanaskan, daun teh ditumpuk dan disekap saat masih panas, hingga pengeringan.

Meski kurang populer di masyarakat, teh ini mendapat tempat tersendiri di hati pecinta teh. Secara umum, aroma dan rasa teh ini lebih lembut dan sedikit lebih manis. Teh kuning yang paling terkenal adalah Junshan Yinzhe dari Provinsi Anhul, Cihna.

Pakar teh, yang juga owner House of Tea (HoT) di Cilandak, Jakarta Selatan, Satria Gunawan, alias Pak Gun, mengatakan, teh  dari jenis Camelia Sinensis ini sudah banyak dikembangkan di Indonesia. HoT pun telah memproduksi yellow tea dari perkebunan teh di Cianjur.

Saat ini, yellow tea sudah banyak diproduksi di Indonesia. Permintaan makin banyak, karena teh ini memiliki rasa dan aroma khas.  Ada rasa manisnya dan lembut, sehingga aman untuk penikmat yang memiliki keluhan asam lambung, ujar Pak Gun, mantan pilot yang kini lebih menekuni dunia teh, dengan membina  petani teh di Indonesia.

Nah, teh apa yang Anda konsumsi tiap hari? Apa pun teh-nya, salam seruput teh Indonesia.

*) Adi Pamungkas, penikmat teh Indonesia

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Tags
tehopini

Berita Terbaru

Hujan Deras Picu Longsor di Warungkiara Sukabumi, Akses Jalan Menuju 5 Desa dan Kegiatan Warga Lumpuh Total
Cegah Banjir dan Longsor, Warga dan Gerakan Hijau Bersama Laksanakan Penanaman Pohon di Parungkuda Sukabumi
Suarakan Perlawanan via Medsos atas PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Netizen Simpati ke Ahli Waris Labbai di Makassar
Gugat PT Bumi Karsa-Kalla Grup di PN Makassar, Ahli Waris Labbai Debat dengan Ahli Waris Hj. Raiya Dg. Kanang
Saat Hakordia 2025, Mantan Kapolres Sukabumi Ini Umumkan 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi Jalan di Gorontalo
Melanglang Jauh dari Bandung ke Palu, STB Sukses Pentaskan “Bung di Banda” dalam FTI 2025
Mantan Kapolres Sukabumi Sidik Kasus PETI di Gorontalo, 3 Tersangka Terancam Penjara 5 Tahun dan Denda 100 M
Ditinjau Kapolda Jabar, Kapolres Sukabumi Kerahkan 974 Personel untuk Amankan Nataru 2025-2026

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Senin, 8-Dec-2025 21:42
Info Lowongan Kerja
Tanah di Lantebung Makassar Diklaim PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Labbai: “Mereka Tidak Punya Hati”
Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Tanah 27 Hektar Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tolak Uang Damai PT Bumi Karsa saat Mediasi di PN Makassar