SUKABUMITREN.COM - Seorang perempuan berusia 56 tahun berinisial Ibu A pada Jumat, 26 Desember 2025, meninggal dunia di tempat terapi kesehatan “Korea Healthy Life” di Kompleks Pertokoan Kampung Delima, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Saat itu, warga Kampung Pangleseran Jati, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, ini baru saja tiba diantar anak lelaki bungsunya, Muldan, guna menjalani terapi kesehatan untuk pertama kalinya di tempat itu.
Kejadian memilukan pada sekitar pukul 09.30 WIB itu segera mengundang kehadiran petugas Polsek Cibadak, Puskesmas Sekarwangi, hingga relawan Pramuka Peduli, Tagana, dan BPBD. Anggota Koramil Cibadak, Sertu Aprias, mengatakan, pihaknya menerima laporan dari warga masyarakat mengenai adanya pasien yang meninggal dunia di lokasi terapi itu.
Petugas Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cibadak yang sedang bertugas di Pos Pengamanan (Pos Pam) Natal dan Tahun Baru (Nataru) pun segera meluncur ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban diketahui berjenis kelamin perempuan, dan diperkirakan berusia di atas 50 tahun. Korban datang ke tempat terapi itu bersama anak lelaki bungsunya.
”Kami mendapat laporan dari masyarakat, telah terjadi seorang pasien ibu-ibu meninggal dunia di tempat terapi. Kami bersama Forkopimcam mengecek lokasi, dan melaporkan kepada kepolisian untuk ditindaklanjuti,” ujar Aprias.
”Informasi dari anaknya, ini adalah terapi pertama. Belum sempat ditangani. Pada saat tidur (menunggu terapi), langsung tidak sadarkan diri,” kata Aprias.


Korban meninggal saat hendak menjalani terapi di “Korea Healthy Life”, Cibadak, Sukabumi
Penuturan Aprias dibenarkan Muldan, anak lelaki bungsu korban, yang datang mengantar ibunya itu ke tempat terapi dengan mengendarai sepeda motor. Harapan Muldan saat itu: kaki Sang Ibu tidak bengkak lagi, dan napasnya pun kembali lega.
Seingat Muldan, setibanya di depan Stasiun Cibadak, saat hendak melangkah naik menuju ke lantai dua ruang terapi, tubuh ibunya itu sudah tidak lagi mampu menopang beban tubuhnya. Di anak tangga itu pula, sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, sebuah wasiat lisan diucapkan oleh Sang Ibu.
“Pas mau tidur (berbaring), Beliau minta air. Sambil minta maaf ke saya. Katanya, kalau ada apa-apa, mohon maaf ya. Habis itu langsung seperti orang tidur saja,” tutur Muldan. “Tadi, di rumah, masih sempat sarapan bubur. Masih sehat. Tapi, memang, Mamah mengeluh sedikit pengap (sesak),” kenang Muldan.


Jenazah korban dievakuasi ke rumahnya di Kampung Pangleseran Jati, Cikembar, Sukabumi
Baca juga: Diduga Sedang Jalan Pagi, Lelaki 62 Tahun Meninggal Tertabrak Kereta Api di Cicantayan Sukabumi
Hasna, staf di Korea Healthy Life, mengungkapkan, pihaknya belum sempat memberikan tindakan medis atau terapi apa pun, karena korban baru saja tiba. ”Almarhumah baru pertama kali datang. Beliau masih menunggu kartu sesi di bawah. Saat baru akan diarahkan ke lantai dua untuk pendataan riwayat penyakit, kondisinya tiba-tiba memburuk secara mendadak dan tidak tertolong,” urai Hasna.
Seiring meninggalnya korban, suasana Kompleks Pertokoan Kampung Delima yang biasanya bising oleh suara kereta api dari Stasiun Cibadak, pun sontak hening. Jenazah korban kemudian dievakuasi dengan mobil ambulance menuju kediamannya di Kampung Pangleseran Jati, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, untuk dimakamkan. (*)
