SUKABUMITREN.COM - Kurang dari dua pekan menjelang tibanya Bulan Ramadhan, harga sayuran dan sembako di Pasar Semi Modern Cibadak, Kabupaten Sukabumi, terpantau mengalami kenaikan. Ketika ditemui Rabu, 19 Februari 2025, Atang, seorang pedagang sayuran di pasar itu, mengakui, kenaikan harga sayuran telah berlangsung selama hampir dua minggu.
Kenaikan harga sayuran itu, menurut Atang, masih terhitung standard, alias belum terlalu tinggi, yakni antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Jenis sayuran yang paling tinggi kenaikan harganya adalah wortel, yang kini mencapai Rp 14.000 per kilogramnya.
Kenaikan harga sayuran sudah berlangsung dua pekan
Baca juga: Jumat dan Sabtu ini, Datang dan Saksikan “Nyungsi Rinéka Karya Sastra Sunda” di Unpad Bandung
“Naik teh sudah dua mingguanlah. Standard gitu naiknya. Kadang-kadang seribu, dua ribu. Bagaimana kualitas sih. Cuma wortel yang mahal. Wortel dari sananya, 14 ribu. Yang naik, wortel, cabai. Cuma itu, nggak ada yang lain,” ucap Atang.
Walau mahal, Atang mengaku sayuran yang dijualnya selalu habis terjual. “Enak kalau mahal mah, habis terus jualannya. Keuntungan sih biasa. Kalau dari sananya naik, ya jualannya ditaikin lagi. Barang mah banyak. Cuma mahal. Kasihan orang-orang kecil,” tutur Atang.
Kenaikan harga dikeluhkan pedagang dan pembeli
Pengakuan yang sama juga diutarakan Dayat, pedagang sembako di Pasar Semi Modern Cibadak. Dayat mengatakan, kenaikan harga sembako sudah berlangsung sekitar satu bulan lamanya. “Sudah satu bulan lebihlah kesulitan begini. Jadi naik, nggak turun-turun. Cari keuntungannya, ya taikin lagi sedikit. Tapi, kan, kasihan sama orang kecil, sama pedagang kecil gitu, sama rakyat kecil gitu,” kata Dayat.
“Kalau nggak ditaikin, bagaimana kita ini dapet untungnya. Ya, kemungkinan barangnya agak susah, agak banyak hujan, nggak tahu itu, repot juga. Jadi, untungnya sedikit, lakunya kurang. Harapannya, (harga) kembali stabil. Jadi terjangkau sama orang-orang kecil, gitu aja,” ujar Dayat.
Pedagang dan pembeli berharap harga kembali turun
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update ke 76
Akibat kenaikan harga sayuran dan sembako itu, Lia, seorang ibu rumah tangga, mengaku mulai kesulitan membagi uangnya. “Seharusnya jangan naik-menaikkan (harga). Sesuai dengan itu ya, UMR (Upah Minimum Regional), gitu ya. Jadi, kan, pusing membagi-bagikan uangnya. Nggak sesuai pendapatan sama pengeluaran. Pengin-nya kembali normal saja, seperti biasa,” ungkap Lia. (*)