Diduga Korban TPPO, 11 Warga Sukabumi Minta Dibantu Dipulangkan dari Lokasi Penyekapan di Myanmar

Kamis, 12 Sep 2024 15:40
    Bagikan  
Diduga Korban TPPO, 11 Warga Sukabumi Minta Dibantu Dipulangkan dari Lokasi Penyekapan di Myanmar
Riza Fauz

Para korban dalam video yang viral di media sosial

SUKABUMITREN.COM - Sebanyak 11 warga Kabupaten Sukabumi diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Saat ini, ke-11 orang itu mengaku tengah disekap di sebuah lokasi di Myanmar, seperti terlihat dalam sebuah video yang sedang viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 36 detik itu, salah seorang korban mewakili teman-temannya meminta dengan sangat kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, untuk membantu memulangkan mereka kembali ke Tanah Air.

Baca juga: “A Tribute to Mas Yos” di Hari Radio Nasional: Mengenang “The Singing Commodore” Lewat Buku dan Pameran

“Kepada yang terhormat, Pak Jokowi selaku Presiden yang masih menjabat, serta Pak Prabowo sebagai Presiden yang terpilih sekarang, kami di sini melalui video dokumentasi ini, memohon dan sangat memohon, meminta pertolongan, agar kami yang menjadi korban TPPO di Myanmar, dan ada dua teman kita yang sedang disekap di ruangan lain, bisa segera dievakuasi. Kami mohon dengan sangat kepada Pemerintah Indonesia, agar segera mengevakuasi kami, dan segera memproses secepatnya, karena kami sudah ingin pulang ke Tanah Air, bersama keluarga dan sanak famili kita. Cukup sekian video dari kita,” demikian tutur korban dalam video tersebut.

undefinedundefinedKorban mengaku disekap di Myanmar

Atas beredar dan viralnya video itu, Dania Ramadhan, yang merupakan anggota keluarga dari salah seorang korban, membenarkan pengakuan korban di video tersebut. Ketika ditemui di Kantor Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 11 September 2024, Dania mengatakan, bahwa salah seorang korban yang ada di video itu adalah pamannya.

Baca juga: KKM Kelompok 6 STKIP Bina Mutiara Sukabumi: Sukses Gelar Program Penanaman Bibit di Desa Titisan

Sang paman, menurut lelaki berusia 23 tahun itu, awalnya diajak kerja oleh seorang temannya ke Thailand, dengan iming-iming gaji yang cukup besar. Namun, kini, keluarga mendapatkan kabar, bahwa pamannya itu sedang berada dalam kondisi disekap di Myanmar.

“Kalau pertama diajaknya itu ke Thailand. Tapi, lama kelamaan di sana dipindah-alihkan, dibawa ke Myanmar. Kalau di sana, yang pasti kalau berita yang saya tahu itu, awalnya kerjanya di pabrik. Tapi, kesananya nggak jelas informasinya, kerjanya di mana,” ujar Dania, yang mewakili keluarga, mengaku sangat berharap, Pemerintah Indonesia dapat membantu memulangkan keluarganya itu dari Myanmar.

Baca juga: Hujan Belum Turun, Warga 2 Kampung di Sukabumi Berburu Air ke Bantaran Sungai Cimandiri

“Iya berharap, pengen cepet dipulangkan saja. Kasihan. Mudah-mudahan, pemerintah juga bisa membantu kepulangan paman saya,” ucap Dania.

undefinedKeluarga korban mengadu ke Kantor Kecamatan Kebonpedes,  Sukabumi

Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) DPC Sukabumi, Jejen Nurjanah, mengungkapkan, berdasarkan data di SBMI, ada 11 warga Kabupaten Sukabumi yang berangkat ke Thailand menggunakan visa kunjungan. Namun, setelah tiba di negara tersebut, para warga itu dipindahkan ke Myanmar.

Baca juga: 11 September 79 Tahun Lalu, RRI Berdiri dan Setia Menginspirasi Indonesia dari Udara

“Jelas ini TPPO, tindak pidana perdagangan orang, karena dia diberangkatkan dengan iming-iming gaji yang besar. Kerjanya di Thailand. Kerjanya jadi admin salah satu perusahaan,” tutur Jejen.

undefinedKorban dilaporkan berada di daerah konflik di Myanmar

Jejen menambahkan, kasus korban TPPO ini sudah sampai ke Kementerian Luar Negeri Indonesia. Pihak SBMI pun sudah mendapatkan kabar, bahwa para korban kini disekap di wilayah konflik di Myanmar, sehingga sangat sulit untuk bisa segera dipulangkan ke Indonesia.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Mantan Kanit Resmob Polres Subang Jadi Tersangka

“(Myanmar) kan negara konflik. Sementara, KBRI tidak punya kewenangan untuk mengambil warga negaranya ke tempat asal, dan juga itu berbahaya sekali. Karena di sana yang paling berkuasa adalah pemberontak ya, yang mungkin resikonya sangat tinggi. Itu menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri. Itu nyawa taruhannya,” ungkap Jejen. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Dikunjungi Eltekers Legenda Wisata, Ummul Qur'an Jonggol Sukses Cetak Santri Ahli Agama-Agripreneur Mandiri
Dambakan Dibantu Presiden Melawan PT Bumi Karsa-Kalla Grup, Ahli Waris Bawa Foto Labbai ke PN Makassar
Berkat Koleksi Media Lawas, Skripsi-Tesis-Disertasi-Penelitian-Pameran Terbantu Tergarap Tuntas-tas-tas-tas!!!
Surati Presiden dan Didukung GBNN, Ahli Waris Labbai Kian Yakin Lawan PT Bumi Karsa di Lantebung Makassar
Resmikan Mess Griya Adhyaksa di Bekasi, Kajati Jabar Harap Pegawai Kian Profesional demi Nama Baik Institusi
Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Dilantik Bupati Sukabumi Menjadi Kades Pawenang, Hilman Nulhakim: “Sekarang Saatnya Menyatukan Kekuatan”
Pulihkan Dampak Bencana 27 Oktober 2025, Menko PM Letakkan Batu Pertama Hunian Relokasi di Cisolok Sukabumi
Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Tanah 27 Hektar Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tolak Uang Damai PT Bumi Karsa saat Mediasi di PN Makassar
“Gebyar Festival Musik” di Tasikmalaya: Ria dari Garut dan Toni Asban asal Yogyakarta Sukses Jadi Juara
Diduga Jual Obat Keras Terbatas Tanpa Izin, Warung di Cicurug Sukabumi Digerebek Polisi dan TNI
Tanah Labbai Beralas Hak SK Redis, Ditimpa SHGB PT Bumi Karsa Kalla Grup di Proyek Jalur KA Lantebung Makassar
As Pully Patah saat Lintasi Jalan Rusak, Truk Tronton Bermuatan Batu Terguling di Cikembar Sukabumi
Tawarkan Uang Damai 150 Juta, PT Bumi Karsa Beli Tanah di Lantebung Makassar dari Orang Sudah Meninggal Dunia
3 Hari, Murid TK Ignatius Slamet Riyadi Gatsu Bandung Berlatih Tanam Bayam, Mengenal Hewan, dan Ecoprint
150 M Ditawar 150 Juta, Ahli Waris Labbai Tuding PT Bumi Karsa Anggap Remeh Pemilik Tanah Lantebung Makassar
Operasi Pencarian Berujung Duka: 2 Pemancing yang Hilang di Pantai Cikeueus Sukabumi Ditemukan Meninggal Dunia
Resmikan Kampung Ikan Damandiri di Tanjungwangi Subang, Kang Akur: “Jadi Edu-Wisata Belajar Teknologi Bioflok"
Didampingi KNPI dan Komunitas Rumah Literasi Merah Putih, Korban Pelecehan Oknum Guru Lapor ke Polres Sukabumi