SUKABUMITREN.COM - Hari ini, 14 Mei, pada 1976, atau 49 tahun yang lalu, Surat Kabar Masa Kini terbitan Yogyakarta (Jogja), menghadirkan dalam edisi tanggal itu: iklan-iklan film nasional dan mancanegara, yang akan dan sedang diputar di bioskop-bioskop yang ada di Jogja. Salah satunya adalah film “Semalam di Malaysia”.
Film ini, saat itu, akan diputar di Bioskop Permata, Jogja, pada pukul 10:00, 17:00, 19:00, dan 21:00 WIB. Harga tiket masuk untuk pemutaran pukul 10:00 WIB adalah Rp 150. Sedangkan untuk pemutaran pukul 17:00, 19:00, dan 21:00 WIB, harga tiket masuknya berselisih Rp 50 saja, yakni Rp 200.
Poster film Semalam di Malaysia, produksi tahun 1975
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update Ke 131
“Semalam di Malaysia” adalah film hasil kerjasama Indonesia dan Shaw Bros Hongkong, yang dirilis pada 1975. Film ini disutradari Nico Pelamonia, dengan produser Tuti Mutia dan Runme Shaw, serta skenario ditulis oleh Asrul Sani dan Sitor Situmorang. Bintang utama dalam film ini adalah Sam Bimbo, Nazie Noni, Rina Hasyim, dan Kusno Soedjarwadi. Tampil pula sejumlah aktor-artis ternama lainnya, seperti Aedy Moward, Tina Melinda, Mang Udel, Frank Rorimpandey, Sri Harto, Sarifah Nora, dan Iin Parlina.
Film yang menorehkan penghargaan Sutradara Terbaik (Nico Pelamonia) dan Pemeran Utama Wanita terbaik (Rina Hasyim) dalam Festival Film Indonesia 1976 ini, mengisahkan tentang penyanyi terkenal di Malaysia bernama Victor Abdullah (Sam Bimbo). Victor berkenalan dan jatuh cinta dengan Sandra (Nazie Noni), mahasiswi dan penyanyi Indonesia yang tengah mengadakan pertunjukan di Malaysia.
Baca juga: Diduga Baru Dilahirkan, Mayat Bayi Laki-Laki Ditemukan di Pintu Air Kampung Babakan Sukabumi
Sejatinya, Victor dan Sandra adalah sepasang kakak-adik bernama Jarot dan Salmah. Keduanya anak dari pasangan Marto (Kusno Soedjarwadi) dan Ruminah (Rina Hasyim) yang terpisah sejak kecil, karena kapal pengangkut sapi yang ditumpangi Marto dan Jarot terdampar di Malaysia.
Salmah kemudian dibesarkan keluarga kaya di Jakarta. Ruminah diizinkan menjadi pembantu di rumah itu, dengan dengan syarat merahasiakan asal-usul Salmah. Sementara Marto, yang masih hidup, bekerja sebagai kuli di Tanjung Priok, Jakarta. Berkat siaran televisi dan surat kabar, anggota keluarga yang semula terpisah ini akhirnya bertemu kembali, sesaat menjelang Ruminah meninggal dunia.
Masa Kini, surat kabar lokal kebanggaan warga Jogja
Baca juga: Hendak Audiensi ke PT GSI 2 Sukalarang Sukabumi, Massa FSB Bentrok dengan Warga
Film tentang dua insan yang saling jatuh cinta pada pandangan pertama dan harus berpisah karena masih saudara sekandung ini, sukses ditonton banyak orang di seantero negeri, tidak terkecuali di Jogja. Peran Masa Kini sebagai suksesor promosi film itu di Jogja pun tak terbantahkan lagi. Apalagi, kala itu, era ’70-an, Masa Kini adalah surat kabar lokal kebanggaan orang Jogja.
Salah seorang Redaktur Masa Kini adalah Budayawan Emha Ainun Nadjib. Diterbitkan pertama kali pada 1974 oleh Yayasan Mercu Suar, Jogja, dengan moto “Berprinsip, Independen, Membangun”, Masa Kini saat itu rutin hadir setiap hari, dengan harga eceran Rp 20, dan harga berlangganan Rp 500 per bulan.
Baca juga: Berlokasi di Kaki Gunung Salak Kecamatan Cidahu, Sukabumi Kini Punya Kampung Tertib Lalulintas
Tiras Masa Kini pun pernah mencapai 5.000 eksemplar per setiap kali terbit, dengan sasaran pembaca masyarakat kelas menengah.
Nama-nama jajaran redaksi Masa Kini
Di jajaran Staf Redaksi Masa Kini ketika itu, tercatat nama-nama: H. Ahmad Basuni (Pemimpin Redaksi), Drs. Moehadi Sofyan (Wakil I), Drs. Muidin (Wakil II), H. Moehadi Moenawir (Pemimpin Perusahaan), H. Ahmad Basuni, Drs. Moehadi Sofyan, Drs Muidin, M. Muklas Abror, dan Wildan H.M. (Dewan Redaksi), Wasir Nuri, Djasari, Bsc., Dra. Retno Faridah, Sudaryono, Sjahril Chili, Emha Ainun Nadjib, Soeparno S. Ardhy, dan Sri Puji Rahayu (Anggota Redaksi).
Kantor Direksi, Administrasi, dan Redaksi Masa Kini berada di Jalan Mayor Suryotomo 23, Yogyakarta, pada siang hari. Sedangkan pada malam hari, Kantor Redaksi Masa Kini berada di Jalan Brigjen Katamso 75, Yogyakarta.
Masa Kini dicetak dengan format kertas ukuran 57 X 45 centimeter di Percetakan Radya Indria. Rubrikasi Masa Kini bermacam-macam, mulai dari politik, ekonomi, agama, pendidikan, keamanan, kewanitaan, psikologi, berita daerah dan nasional, olahraga, sastra, hingga resep masakan. Surat kabar ini juga rutin memuat karya sastra, seperti puisi, cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerber), dan jadwal pemutaran film di bioskop-bioskop di Jogja, yang menjadi salah satu rubrikasi cukup digemari pembaca.
Bioskop Permata, Jogja
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update Ke 130
Di rubrikasi itu pula kemudian, terilis jadwal pemutaran film nasional yang sangat fenomenal, “Semalam di Malaysia”, di bioskop yang juga sangat fenomenal pada masanya di Jogja, yakni Bioskop Permata.
Jika benar selalu disebut, Jogja adalah kota yang tersusun dari kepingan-kepingan rindu, maka bisa jadi pula, salah satu kepingan itu adalah “rindu membaca kembali Masa Kini dan menonton kembali film ‘Semalam di Malaysia’ di Bioskop Permata, Jogja”. (*)
*)Kin Sanubary, kolektor media lawas