SUKABUMITREN.COM - Di tengah derasnya arus informasi serba instan saat ini, arsip media lawas senantiasa menjadi pengingat, bahwa perjalanan bangsa ini tak pernah berlangsung di ruang hampa. Sebab, setiap lembaran tua media itu menyimpan denyut zamannya, serta kisah-kisah yang menunggu dibaca ulang oleh generasi hari ini.
Membuka arsip media lawas pun sama dengan membuka kembali ruang belajar yang tak pernah lekang oleh waktu. Dalam selembar koran yang menguning, potongan berita yang rapuh, atau laporan panjang dalam majalah tempo dulu, tersimpan dinamika sosial, denyut seni dan budaya, serta pergeseran politik yang membentuk wajah Indonesia modern.
Banyak peristiwa masa lampau yang tak lagi muncul dalam mesin pencari, namun masih hidup melalui tulisan para jurnalis dan penulis pada zamannya. Karena itu, arsip media lawas bukan sekadar dokumen belaka, melainkan juga jendela sejarah yang menyambungkan masa lalu dengan masa kini.

Apresiasi media atas beragam koleksi media lawas Penulis
Penulis, selaku kolektor media lawas, bersyukur dapat turut membantu membuka akses arsip media lawas bagi para sahabat yang tengah menempuh pendidikan. Selama beberapa tahun terakhir ini, koleksi media lawas Penulis telah membantu sejumlah mahasiswa menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL), menyusun tugas akhir, hingga merampungkan skripsi, tesis, dan disertasi.
Tak jarang, sebuah kliping sederhana justru menjadi petunjuk penting yang mengarahkan penelitian ke temuan yang lebih tajam. Banyak mahasiswa yang akhirnya sukses menuntaskan perjalanan akademiknya dengan lebih percaya diri.
Arsip koran dan majalah lawas koleksi Penulis juga telah turut menyalakan inspirasi bagi lahirnya karya kreatif seperti buku novel, buku biografi, film dokumenter, hingga proyek seni, dan menunjang penyelenggaraan pameran.
Baca juga: Tanah Dijual H. Raiya Dg. Kanang, Ahli Waris Labbai-PT Bumi Karsa Jadi Seteru di Lantebung Makassar
Bahkan, tak sedikit pula bahan kliping yang menjadi rujukan bagi penelitian linguistik dan kajian bahasa.



Sejumlah media lawas yang dikoleksi Penulis
Penulis pun turut bangga dan bahagia karena bisa menyokong data, informasi dan referensi bagi para sahabat, akademisi, seniman, sastrawan, jurnalis, serta mahasiswa, yang telah bekerja-sama, berbagi inspirasi, dan memanfaatkan arsip media lawas. Teristimewa kepada mahasiswa dan mahasiswi yang telah menjadikan koleksi media lawas sebagai rujukan untuk penulisan tugas akhirnya, sebagaimana tersebut nama-namanya di bawah ini:
Inessia Nabila dari Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, penelitian Gedung Yayasan Kebudayaan Bandung.
Muhammad Rizaldy Alharits dari Program Studi Desain Komunikasi Visual, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung, penelitian tata letak surat kabar Pikiran Rakyat era 1970-an.
Savitri Adriani dari Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), skripsi “Filosofi Sunda dalam Pendidikan Sekolah Perempuan Pertama di Bandung (1900-1929)” karya Dewi Sartika.
Baca juga: Ironi di Pamuruyan Sukabumi: Jembatan Lama Diperbaiki, Jembatan Baru Dibiarkan Mangkrak 4 Tahun
Athaillah, Riski, dan Gibran dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (FPBS UPI), Bandung, yang selama satu minggu meneliti, mendokumentasikan, dan mendigitalisasi surat kabar Pikiran Rakyat edisi 1960-2000-an.

Mahasiswa-mahasiswi yang memanfaatkan media lawas sebagai bahan penelitian studinya
Saat ini, sejumlah sahabat juga tengah menyusun tugas akhir dengan memanfaatkan koleksi arsip media lawas, yakni:
Richita Setiawan, dari Ilmu Sejarah, FIB Unpad, penelitian Majalah Berita Mingguan Bergambar Jakarta Jakarta (1980-1990-an).
Helsi Maulidia, dari Sastra Indonesia, FIB Unpad, penelitian peristiwa penembakan misterius (petrus), berdasarkan laporan Harian Pos Kota.
Dan tiga mahasiswa dari luar Bandung serta Jawa Barat:
Ageng Rachmad, Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Jember, skripsi “Majalah Aktuil dalam Konteks Budaya Musik Rock di Bandung (1967–1978)”.
Rehan Jovi, Ilmu Sejarah, FIB Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, penelitian mengenai cerita silat Kho Ping Hoo.
Nur Febri Putranto, Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Lampung (Unila), Bandar Lampung, penelitian tentang surat kabar kritis mahasiswa Indonesia.


Media kritis mahasiswa, dan mahasiswi yang meneliti media lawas untuk tugas akhirnya
Semoga, perjalanan intelektual dan kreatif para sahabat itu terus bertumbuh, dan arsip-arsip ini menjadi jembatan kecil menuju karya-karya yang lebih besar dan berpengaruh.
Semoga pula, arsip-arsip ini senantiasa menjadi sumber ilmu, inspirasi, dan pemantik ide bagi siapa pun yang ingin menelusuri jejak Indonesia melalui media yang pernah hidup pada zamannya. Serta memberi manfaat berkelanjutan, menuntun penelitian, menyemai kreativitas, dan menjaga ingatan kolektif tetap hidup dari generasi ke generasi.
Penulis, bersama media yang dikirimkan seorang sahabat di Amerika Serikat
Lawas, pada akhirnya, hanyalah usia, yang tertulis lewat deretan angka-angka. Layaknya sejarah, media lawas akan tetap punya waktu dan tempat untuk ditengok, kapan pun selama dunia ini masih ada. (*)
*) Kin Sanubary, Kolektor Media Lawas
