SUKABUMITREN.COM - Menutup Oktober 2025, yang bertepatan dengan usianya ke-67, Studiklub Teater Bandung (STB) kembali unjuk eksistensi sebagai kelompok teater modern tertua di Indonesia yang masih aktif berkarya. Pada Sabtu-Minggu, 31 Oktober-1 November 2025, STB hadir mempersembahkan pementasan bertajuk “Musyawarah Burung” di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jalan Baranang Siang Nomor 1, Bandung.
Naskah itu merupakan adaptasi dari karya klasik sufi berjudul “Montiqut Thair”, karya penyair besar Persia di abad 12, Fariduddin Attar. Diolah menjadi bentuk baru bertajuk “Sebuah Naskah Sufi Lakon 239 Haiku”, naskah adaptasi kreatif ini mempertemukan keindahan puisi pendek Jepang dengan kedalaman spiritual sufistik Timur Tengah. Di tangan sutradara IGN. Arya Sanjaya, lakon ini menjelma menjadi ruang tafakur dan perenungan atas perjalanan panjang STB di dunia teater.
“Fariduddin Attar mengajak manusia mengenali dirinya lewat perjalanan batin. Kami mencoba menerjemahkan semangat itu melalui haiku, sebagai jembatan antara kesunyian dan kesadaran,” ungkap Arya.



Naskah “Musyawarah Burung” diadaptasi dari karya klasik “Montiqut Thair”, karya Fariduddin Attar
Bersama Arya, hadir sejumlah nama berintegritas dalam pementasan ini, yakni:
Penasihat Produksi: Sis Triadji, Yati Sa, Yoyo C., Durachman, Tjetje Raksa
Humas: Iyus
Pimpinan Produksi: Diana Ganda Leksanawati
Asisten Sutradara: Kemal Ferdiansyah
Penata Artistik: Rizgy Pratama
Tim Artistik: Rizky Candra, Najmi Firdaus
Multimedia: Aji Sangjaji
Penata Tari: Alfianto Wajiwa
Penata Musik: Yayan Katho
Pemusik: Rasyid Percussion, Imam Maulana, Farhan Venyol, Dian Amaliasari
Panggung: Wawan H.
Penata Kostum: M. Tavip
Ranna Team: Adit
Penata Cahaya: Beben
Pemain: Ria Ellysa Mifelsa, Andi Piteuk, Kemal Ferdiansyah, Deden Syarif, Dedi Warsana, Dadan Darto, Dado Tisna, Laras Yoseph Iskandar, Reni Angling, Russell, Candra N. Cengis, Rafi Aulia, Dhea Safira


Pementasan lakon ini dikembangkan dengan pendekatan Sema musik, dzikir, dan tarian dervish
Lakon “Musyawarah Burung” menghadirkan kisah alegoris tentang perjalanan spiritual para burung mencari Simurgh, sang pemimpin yang mereka rindukan. Perjalanan menembus tujuh lembah itu menjadi cermin pencarian manusia akan makna hidup, cinta Ilahi, dan keberanian menanggalkan ego di hadapan Sang Pencipta.
Pementasan lakon ini dikembangkan dengan pendekatan Sema musik, dzikir, dan tarian dervish, yang terinspirasi dari tradisi sufi Turki dan kerap digelar untuk mengenang penyair besar Jalaluddin Rumi. Unsur-unsur itu berpadu menciptakan suasana mistik yang khusyuk namun memikat, serta membawa penonton pada perjalanan batin yang lembut dan mendalam.


STB adalah kelompok teater modern tertua di Indonesia yang masih aktif berkarya
Sejak berdiri pada 1958, STB telah menjadi taman subur bagi seniman lintas generasi untuk bereksperimen dengan naskah klasik maupun kontemporer. Ibarat “serumpun mawar di taman kesenian Bandung”, STB terus mekar dan menebar inspirasi bagi dunia teater Indonesia.
Melalui “Musyawarah Burung”, STB tak sekadar merayakan usia, namun juga mengajak penonton ikut terbang bersama para burung, meniti perjalanan menuju pencerahan, sebagaimana kelompok ini terus meniti waktu, menjaga nyala, dan menghidupi teater dengan sepenuh jiwa.
Penulis (paling kanan), bersama (dari kanan) Diana Ganda Leksanawati, Kemal Ferdiansyah, dan IGN. Arya Sanjaya
Maju terus STB!!! (*)
